Pada dasarnya, tidak ada kesepakatan
yang ketat tentang kapan tepatnya awal pemunculan Modernisme atau Erakan Modern
ini. Para kritikus lazim menunjuk masa Revolusi Industri di Eropa pada
pertengahan abad 18 hingga 19 sebagai pemicu awal terjadinya perubahan
–perubahan mendasar dalam pola kehidupan dan tatanan masyarakat barat, baik di
bidang ekonomi, politik, sosial maupun budaya. Secara garis besar, Kenneth
Frampton (1980), menggolongkan berbagai transformasi ini dalam 3 kategori,
yaitu transformasi budaya 1750-1900), transformasi wilayah ( urban development,
1800-1909), dan transformasi bidang teknik ( structure engineering, 1775-1939).
Faktor-faktor tersebut yang melatarbelakangi munculnya Modernisme, khusunya
dalam bidang arsitektur sebagai induk cabang seni dan desain pada masa itu.
Di dalam konteks perubahan ini pula pengertian “desain”
dalam artian modern yaitu kegiatan desain yang terpisah dari kegiatan
produksinya dan desain sebagai bagian dari nilai komersial suatu produk, mulai
terbentuk. Dalam sejarah kesenirupaan, munculnya aliran impresionisma pada
sekitar tahun 1870 sering di anggap sebagai peralihan ke arah seni rupa
‘modern’, maka dalam desain dikenal dengan aliran Art Nouveau sebagai aliran
peralihan. Art Nouveau sebenarnya sangat dipengaruhi oleh aliran Art &
Craft Movement yang telah berkembang di Inggris. Secara teori dan dari sudut
pandang etis politis, Art Nouveau dapat dikatakan bertujuan menyatukan seni dan
teknologi dalam kehidupan sosial sehari-hari.
Dari faktor-faktor diatas, dapat terlihat bahwa perkembangan
modernism sangat erat berakaitan dengan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi modern. Sehingga khas ilmu pengetahuan dan teknologi, juga banyak diserap
dan kemudian tercerminkan dalam pendekatan dan hasil desain modernism.
Pokok-pokok
Gagasan Dalam Modernisme
Pokok
gagasan modernisme lazim disebut juga ‘rasionalisme’, dan dalam penerapannnya
dapat dijabarkan lagi dalam beberapa ‘turunan’nya. Pokok-pokok gagasan ini
sebenarnya tidaklah dapat dipadang sebagai bagian yang berdiri sendiri-sendiri
secara terpisah, namun merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dan saling
pengaruh antara satu dengan yang lainnya.
a. Fungsionalisme
Salah
satu aspek rasional desain adalah apabila ia mampu memenuhi sasaran praktisnya,
yaitu fungsional. Meskipun nilai fungsi selalu melekat dalam konsep desain dari
sejak awal, namun dalam pendekatan modernisme, aspek ini menjadi gagasan yang
diutamakan
b. Estetika Mesin
Modernisme
muncul dalam semangat industry dan mekanisasi. Mesin menjadi kunci utama.
Kekaguman terhadap mesin sebagai fenomena perubahan peradaban manusia masa itu,
menjadikan mesin sebagai sumber inspirasi dan panutan dalam berbagai
gerakan/aliran seni dan desain yang muncul secara menjamur pada dua decade awal
abad 20.
c. Kebenaran dan Kejujuran
Kemunculan
modernism sering diasumsikan merupakan akibat logis yang tak terhindarkan dari
proses mesin. Salah satu konsekuensi cara berpikir rasional merupakan dasar
pendekatan desain modernism adalah kebenaran dan kejujuran. Namun demikian
perlu juga di kemukakan disini bahwa konsepsi tentang kebenaran dan kejuuran
yang dianjurkan para penganjur modernism ini, sebenarnya
sulit untuk diterima sebagai ‘rasional-teknis’.karena ‘kebenaran dan kejujuran
‘ adalah konsep yang sangat bersifat moralis-ideologis dan berlaku normative.
d. Gaya Universal
Gelombang
kebaruan pada pergantian abad yang dibawa oleh penemuan mesin, solah-olah
menuttu sesuatu kebaruan gaya atau corakdesain yang sama sekali baru dan tidak
mengacu pada gaya-gaya yang sudah ada sebelumnya, pemunculan modernism yang
didasarkan pada pendekatan-pendekatan yang rasional, fungsional dan terukur,
serta di dalamnya terkandung nilai-nilai kebenaran dan kejujuran, dianggap
memenuhi pencarian gaya yang sesuai dan mampu mewakili semangat jaman modern
ini (Zeitgeist = spirit of the age). Karenanya, dengan dasar asumsi
bahwa semua kebutuhan manusia bisa di rasionalkan. Hal ini terlihat
dari berbagai eksperimen desain yang dilakukan para tokoh modernism dalam
mencari bentuk desain baku (type-form), yang di dasarkan pada pandangan
bahwa desain yang baik adalah desain yang tegas mampu memenuhi suatu fungsi
utama saja, sehingga dengan demikian desain tersebut seakan-akan sudah tidak
dapat atau tidak perlu dikembangkan lagi.
Dinamika
Perkembagan Modernisme
Memahami
Modernisme bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi jika berasumsi bahwa
modernism merupakan sebuah gaya atau aliran yang tunggal, dan bisa dengan
sederhana dan tegas ditunjukan definisi serta batas-batasnya. Dalam
perkembangan sejarah ternyata modernisme tidak selalu berjalan dalam garis
sejarah yang lurus atau dengan pemahaman yang selalu beragam. Dari situ kita
dapat pahami bahwa yang bernaung di bawah istilah modernisme sebenarnya ada
beragam aliran yang masing-masing mempunyai penekanan khusus pada aspek gagasan
tertentu. Pada decade-dekade awal abad 20 dapat disebutkan beberapa gerakan
yang berpandangan kedepan. Gagasan dan metode desain modernisme semakin
tersebar keseluruh Eropa dan Amerika Serikat ketika pada tahun 1933 Bauhaus
ditutupi oleh Nazi, dan para tokohnya berimigrasi ke luar Jerman.
Menurut
Jencks, gagasan-gagasan yang muncul dalam arsitektur modern berkembang secara
evolusioner dalam 6 tradisi polititk, tanpa pernah benar-benar mengalami
kepunahan namun sekadar mengalami ‘pasang surut’ dan perubahan bentuk
(transformasi), atau merupakan overlapping dari satu tradisi dengan tradisi
lainnya. Secara ringkas keenam tradisi tersebut sebagai berikut:
a. Tradisi idealis
b. Tradisi kesadaran
c. Tradisi intuitif
d. Tradisi logis
e. Tradisi ketaksadaran
f. Tradisi aktivis
Komentar
Posting Komentar